Sembari menunggu proses penambalan ban selesai, aku membeli mi ayam
didepan tukang tambal ban. Ketika menunggu mi ayam yang kupesan matang,
tiba-tiba datang tiga siswi sma yang tadi kugoda, masuk ke warung mi
ayam yang sepi itu.
“hayoooo!! Ini dia tadi nih, yang goda kita!” kata seorang siswi
berjilbab tadi. Aku hnya tersenyum simpul. :habisnya kalian cantik sih,
jadi ya kugoda.” Kataku santai. Langsung aku mempersilahkan mereka duduk
didekatku. Siswi yang tadi berbicara padaku mengambil tepat disisiku,
sementara dua orang siswi berjilbab temannya berada didepanku, duduk
berhadapan. Akhirnya aku berkenalan dengan ketiganya, sembari berbaik
hati memntarktir mereka mi ayam, sekedar permohonan maaf diriku atas
tingkahku menggoda mereka. Otak ngeres hunterku mulai bekerja. Aku jadi
mulai horny, dan mulai membayangkan mereka bertiga ini merintih dan
mendesah ketika memeknya kusodok memakai kontol besarku.
Oh ya, sekedar untuk gambaran, tiga orang gadis tadi adalah siswi sebuah
sma islam didaerah itu. yang satu bernama Naning, yang cerewat tapi
manis, yang tadi mengajakku berbicara, lalu Maya, si gadis berjilbab
pendiam lagi pemalu yang sekal dengan kulit kuning langsat berdada
montok, lalu yang terakhir adalah Sari, gadis berjilbab pendiam yang
masih lugu dan manis berlesung pipit. Akhirnya percakapan kami ditutup
dengan saling bertukar nomor handphone. Ketika mereka berlalu dan aku
sudah kembali diatas motor binter kesayanganku, aku mulai berpikir untuk
mencicipi tubuh ranum mereka.
Beberapa hari kemudian, tepatnya seminggu setelah pertemuanku dengan
tiga gadis berjilbab itu, iseng kumisscall Naning, si gadis manis
berjilbab yang ceriwis. Kontolku berdiri ketika kubayangkan mulutnya
yang indah menyepong-nyepong kontolku. Eh, tiba-tiba ia misscall balik.
Langsung naluriku berkata kalo ini waktu yang tepat. Ku sms dia. “boring
nih. Kamu lagi bolos gak? Jalan2 yuk.” Tulisku. Karena memang waktu
masih menunjukkan jam 09.10 pagi, jadi pastilah dia masih disekolah. Tak
beberapa lama siswi berjilbab yang manis itu membalas. “sama boringnya.
Ayuk. Kutunggu jam 0945 didepan sekolah ya.” Katanya. Wah, kesempatan
nih. Langsung aku keluar dari hotel, naik motor, tarik gas ke smanya.
Sesampai didepan smanya, terlihat dia sedang berdiri didepan gerbang,
terlihat cantik dengan jilbab putih dan sragam abu-abu putih panjang
longgarnya. Ketika ia melihatku, langsung ia tersenyum. Segera aku
berhenti disampingnya, langsung ia naik keboncengan motorku dan segera
kami pergi dari tempat itu.
ilustrasi nuning
“kemana nih?” tanyaku, masih diatas sepeda motor yang melaju. “Naning
manut aja mas, ikut mas.” Kata naning. Kulirik kaca spion, terlihat
wajahnya yang cantik terbungkus jilbab lebar. Duduknya yang miring
karena memakai rok membuatku hanya bisa melihat sesisi wajahnya, namun
tetap dia cantik. Tiba2 ia menyadari pandanganku. Dengan wajah yang
bersemu merah ia mencubitku kecil. “hayoo! Gak boleh lirik2! Liat
depan!” katanya. Senyum malunya semakin membuat birahiku meninggi.
Akhirnya setelah kutanya daerah sekitar situ yang cocok untuk berduaan,
sambil malu2 ia menyebutkan beberapa tempat. Akhirnya kuputuskan ke
sebuah pantai disebelah selatan kota yang memang tidak jauh dari sekolah
Naning. Sekitar 20 menit perjalanan.
Sesampainya disana, langsung aku memarkirkan motorku disebuah tempat
parkir yang sepi. Memang situasi pantai itu sepi, karena selain hari itu
bukan hari libur dan masih pagi, kami memang memilih pantai yang tidak
ramai, jadi bukan pas di pantainya yang terkenal, namun agak kebarat,
disebuah pantai tak bernama.
Segera kami berdua berjalan-jalan dipinggir laut, bercerita dan
bercanda. Semakin lama kami berjalan semakin menjauh dari penitipan
motor dan gubug makan yang ada dipinggir pantai itu. Kami sampai
dipinggir pantai, dimana dibelakang kami hanya ada hutan cemara yang
pendek dan rimbun.
“emm…naning sudah punya pacar?” tanyaku memancing. Naning memandangku
sambil wajahnya bersemu merah. Gadis ceriwis manis yang ebrjilbab itu
hari ini wajahnya sering terlihat bersemu merah karena kugoda. Ia
menggeleng. “lagi gak punya mas.” Katanya. Ia berjalan agak masuk
kedalam hutan cemara menghindari sinar matahari lalu duduk ditanah yang
terselimuti daun cemara yang tebal. Aku segera duduk disamping kirinya.
“lagi gak punya, berarti pernah punya? Putus ya? Kenapa?” tanyaku lagi.
“pacar Naning suka nakal.” Katanya. Wajahnya kembali bersemu merah.
“nakalnya kenapa? Apa kayak gini…” tanyaku memancing, sambil tangan
kiriku meraih tangan gadis berjilbab itu, lalu membelai dan meremasnya
lembut. Ia memandangku. Tatapannya sayu, setengah ingin menolak, namun
tak bisa. Tapi segera ia mengangguk. “atau kayak gini?” tanyaku lagi.
Tangan kiriku berpindah ke pahanya yang masih tertutup rok abu-abu
panjang, lalu meremasnya dari luar roknya. Ia mengangguk lagi. Wajah ayu
terbungkus jilbab osis itu semakin memerah. Tatapannya sayu. Gadis
manis berjilbab ini sudah dalam genggamanku.
pas d pantai sm nuning
“dia juga maksa megang-megang dada Naning…” bisik Naning lirih.
Pemberitahuannya itu seolah meminta aku untuk meraba dadanya yang ranum,
tertutup baju osis dan jilbab. Sementara itu tubuhku sudah merapat.
Dadaku sudah rapat dengan sisi tubuh Naning. Tangan kananku mmemeluk
pundaknya tanpa dia memberikan perlawanan.
“mantan pacar Naning nakal ya… ntar biar mas kasih pelajaran.” Bisikku
ketelinga Naning. Naning tersenyum simpul. Tak tahan lagi, aku mencium
pipinya yang putih mulus. Siswi berjilbab itu mendesah, sambil matanya
terpejam. Namun langsung ia sedikit berontak. “jangan mas…” bisiknya.
Hanya sekedar rontaan tak berarti, untuk menjaga harga dirinya, pikirku.
Aku sudah berpengalaman dengan itu. Sedikit rayuan pasti menyelesaikan
segalanya.
ilustrasi nuning
“ssstt…” bisikku. Lalu menciumnya lagi dengan lebih lembut. Kembali dia
mendesah dengan mata terpejam. Rontaannya masih tersisa, namun hanya
sedikit perbedaannya dengan geliat birahi seorang gadis belia yang sudah
terangsang. Dengan tangan kananku, kutolehkan wajahnya yang manis
kearahku. Kutatap matanya dalam-dalam. Aku ebrusaha mendapat
kepercayaannya, dan berhasil. Tatapannya semakin sayu, pasrah.
Dengan pelan dan lembut kukecup bibirnya yang merah ranum, ia kembali
mendesah. Ciumanku terus kulanjutkan, sembari kutingkatkan menjadi
pagutan-pagutan dan kuluman kuluman. Akhirnya mulutnya mulai membuka,
sembari matanya terpejam, mempersilahkan lidahku masuk dan membelit
lidahnya. Tanpa basa-basi kami sudah larut dalam ciuman yang sangat
panjang. Tanganku pelan2 mulai turun meraba kedua buah dadanya yang
padat, dan tangan satunya membelai kepalanya yang masih terbalut jilbab
putih. Merasa sesuatu ada yang menyentuh buah dadanya, Naning sedikit
meronta. Namun karena pelan dan lembutnya aku memainkan tempo, akhirnya
rontaannya erangsur-angsur hilang. Dari bibirnya mulai keluar suara yang
kurasa adalah kenikmatannya. Aku tidak berhenti melakukan gerilya di
sekujur tubuhnya. Kusampirkan ujung ujung jilbabnya kepundaknya, lalu
kubuka satu persatu kancing hem osisnya. Dari baju kubuka terlihat buah
dada yang padat berisi ditutupi oleh kutang berwarna merah muda, kedua
tanganku beralih ke belakang tubuhnya untuk melepas BH-nya, karena aku
sudah tidak tahan lagi untuk menjilati buah dadanya. “jaangan
masshh…”dari bibirnya yang terlepas dari kulumanku terbisikkan kata itu.
Kata yang tak berbarti, karena terlihat tubuhnya sudah pasrah.
Setelah aku sanggup melepas BHnya, aku hanya bergumam dalam hati, wah
ini baru namanya buah dada, putingnya yang merah muda kecil yang seperti
buah cerry langsung kulumat. Naning langsung merintih dan mendesah. Aku
berani bertaruh ia belum pernah merasakan seperti itu, dan perasaannya
sekarang seakan terbang ke awan. Wajahku bergantian ke kanan dan ke kiri
untuk melumat buah dadanya. Ketika aku mencuri pandang kewajahnya yang
ayu, dara muda cantik berjilbab putih ini terlihat semakin cantik.
Tergambarkan perasaan yang campur aduk diwajahnya. Antara menolak,
bingung, malu, tapi juga kenikmatan. Itu semua membuat gadis belia
berjilbab ini semakin cantik, dan membuat birahiku semagin memuncak.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk bermain dengan memeknya. Aku tahu
gadis ini sudah tak berkutik. Segera tanganku yang satu turun dan
membelai pahanya dari luar rok panjanynga, lalu pelan-pelan masuk ke
pangkal pahanya, menyentuh memeknya. Ia menggelinjang pelan. Rintihan
gadis berjilbab itu semakin kerah. Segera aku sedikit mendorong bidadari
sma berjilbab yang sudah birahi dan pasrah ini telentang beralaskan
daun-daun cemara yang berguguran. Terasa empuk tanah tempat kami
bercumbu. Segera kusibakkan roknya kepinggangnya, dan langsung
kupelorotkan celana dalam putih berendanya. Gadis berjilbab itu
memejamkan matanya rapat. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutup
mulutnya, seolah berusaha menahan rintihan dan desahan birahi.
Jantungku berhenti sejenak untuk menyaksikan kulit putih yang ada di
hadapanku, sekali lagi aku bergumam, aduh mulusnya tubuh putih gadis smu
berjilbab ini. Tanpa pikir panjang aku langsung membuka ikat pinggang
dan retsletingku,. Nafasnya yang terputus-putus menandakan dia sudah
tidak tahan lagi. Aku sedikit tergesa-gesa membuka celanaku, tidak ingin
kehilangan kesempatan emas.segera aku menindihkan tubuhku di tubuhnya.
“maassss…jangaanhh..” desis Naning walau tanpa daya.
Dimulai dengan mengecup bibir mungilnya, aku mulai kembali melakukan
agresi ke bagian kemaluannya yang berbulu tipis lembut. Jariku mulai
mengarah ke rerumputan di sekitarnya dan kulihat matanya merem melek
menahan nikmat yang dirasakan. Beberapa saat ia memandangku. Ttapannya
bercampur antara marah, malu, tapi juga birahi. “jangan maasss… ini
dosaa…” katanya. Aku tersenyum. Tenang Ning.. mas sayang sama kamu.. gak
akan sakit.. dinikmati aja yah sayaang…” kataku merayu, sambil beberapa
kali mencium bibir, pipi, mata dan keningnya. Wajahnya yang berjilbab
sudah berkeringat. Keringat birahi, pikirku.
ilustrasi nuning
Pelan-pelan, seiring dengan pandainya jariku membelai dan menggaruk
memeknya, Pinggulnya mulai bergoyang ke kiri dan ke kanan seakan ingin
mengarahkan jari-jariku untuk masuk ke tempat yang lebih dalam. Begitu
jariku mulai meniti ke arah yang lebih dalam, kurasakan jariku basah
oleh cairan itulah yang keluar bila seorang wanita mulai terangsang.
Semakin lama aku bermain, semakin gadis alim berjilbab itu bergerak
lebih agresif dengan mengepitkan kedua pahanya dan tanganku kurasakan
tak dapat bergerak oleh hempitan kedua pahanya yang sangat mulus. Hingga
saat yang tak kuduga dia mengeluarkan suara tersendat-sendat dengan
seluruh tubuh mengejang. Naning berkata, “Akh.. Mass..
mmhh..naniiiingg…pipiiiiissshhh….” dengan ucapan yang tak ada hentinya
dan kata terakhir yang panjang, “Aaahh..” dan seluruh tubuhnya mulai
melemah, tergolek lemas ditanah beralas dedaunan cemara, dipinggir
pantai yang sepi itu.
Aku tak mau kalah dengan situasi seperti ini, karena akulah yang ingin
sekali merasakan kenikmatan tubuh mulusnya itu. Dengan senjataku yang
telah siap untuk mencari mangsa dan siap untuk diberi tugas. Dengan mata
yang tegang dia melihat ke arah kontol-ku, seperti ingin melahap apa
yang ada di hadapannya. Naning bergumam, “Mas.. jangan maasss… ntar
sakiiit…”katanya.aku agak bingung, darimana dia tahu kalau sakit. Tapi
tetap langsung kutancap gas saja, secara perlahan mulai kuarahkan
kontol-ku ke kemaluannya, tapi aku susah sekali untuk memulai karena
mungkin baru pertama kali ini dia melakukan berhubungan layaknya suami
istri. Kubuka kedua belah kakiputih gadis smu berjilbab itu sehingga
tampaklah memeknya yang indah, merah muda dan ranum, ditumbuhi bulu
halus.
Akhirnya kontolku mulai menemukan lubang sempit memek gadis berjilbab
itu. Sedikit demi sedikit kutekan secara perlahan dan dia mengeluarkan
desisan yang membuat badanku seperti bersemangat. Dengan bibir digigit
dia menahan rasa, entah sakit atau kenikmatan tapi yang kutahu dia
mengeluarkan kata “Sstt.. aakkhh..Mass..sakiit…mmmhhh…” aku tahu,
pastilah saat pertama akan sakit, tapi birahiku sudah tinggi sehingga
aku tak mau ambil pusing. Langsung kugenjot saja kontolku kedalam
memeknya. Jeritannya terdengar ketika aku dengans edikit memaksa
berhasil menembus selaput perawannya, membuat air mata terlihat muncul
menetes kesamping kiri kanan matanya. Tapi genjotanku yang tetap
kuteruskan, sembari kutambah dengan rangsangan di buah dada ranumnya
juga ciuman disejukur penjuru tubuhnya membuat rintihan dan erangan
kesakitannya pelan-pelan berubah menjadi desahan birahi dan kenikmatan.
“hhh…mmhh..heegghh.. oohh..oh..oh..ah..” bibirnya sedikit terbuka dengan
mata yang tertutup, basah dengan airmata. Siswi smu yang berjilbab itu
merintih2 kugenjot memeknya dibawah rimbunnya hutan cemara dipinggir
pantai yang sepi itu.
Kuangkat kedua tangannya dan kutaruh agar memeluk punggungku. Wajahnya
yang berjilbab ebrkeringat. Aku makin bersemangat bergerak maju dan
mundur secara perlahan-lahan, semakin terasa kontol-ku mudah melakukan
gerakan maju-mundur di dalam vaginanya, maka semakin kencang dan nikmat
aku beradu untuk mencapai kenikmatan yang tak pernah kurasakan
sebelumnya. Setelah beberapa saat aku merubah gaya bermainku dengan
kedua kakinya kuangkat tinggi di bahuku. Dan permainan berlanjut dengan
desahan-desahan nikmat. Kuperhatikan wajahnya yang cantik berjilbab
epperti menahan sakit atau apa, kedua tangannya mencengkeram erat
kakinya sendiri yang terangkat dikiri kanan pundakku dan kepalanya ke
kiri dan ke kanan sambil mengeluarkan kata-kata yang tak menentu,
“Aaakkhh.. Mass.. aduuhh..udahh..mmhh.. Mass.. aahhkk.. akuu.. udahh..
gaakk.. tahaann nihh.. aduhh.. Mass.. enakk Mas..” gadis siswa sma yang
berjilbab itu meracau tidak karuan antara menolak dan menikmati
permainanku.. Keringat mulai keluar di sekujur tubuh kami dan sudah tak
terhitung berapa kali kontolku keluar masuk ke vaginanya. Tanganku yang
tak pernah berhenti memutar, menekan dan meremas buah dadanya bahkan
sekali-kali aku melumatnya dengan nafsu yang membara, dia pun setengah
berteriak, “Aahk.. Maass.. uuhggk.. Mass.. eemmhh..” begitu seterusnya.
Dan aku merasakan ada sesuatu yang menjepit keras di kemaluanku, rupanya
gadis belia berjilbab itu sudah akan mencapai puncaknya. “Aaahhkk..
Mas.. aku.. pipisss lagiihhhh… Mas.. aahhkk.. uughh.. Maas..!” sambil
memeluk erat tubuhku dan terasa kuku-kukunya mencabik pundakku. Aku
hanya mendesis sejenak, setelah dia sudah keluar, aku mulai dengan
kegiatanku semula. Secara perlahan aku mulai menggoyangkan pinggulku
maju-mundur secara teratur, dia merasakan kesakitan atau kenikmatan aku
tak tahu, yang jelas tubuhnya terasa mengikuti ritme goyanganku.
Kemudian aku berganti posisi. Aku duduk selonjor bersandar pada batang
cemara. Kedua kakiku kuluruskan, lalu kutarik tubuh Naning keatasku.
Gadis sma berjilbab itu membengkangkan kedua pahanya dan tangannya
meraih kontol-ku dan memasukkan ke dalam vaginanya. “ahh..kamu sudah
mulai pintar, sayaang…” bisikku ketelinganya. Langusng kusibakkan
jilbabnya keatas,s ehingga buah dadanya yang tadi tertutup kembali
terlihat. Kusedot dan kujilat-jilat, menanti masuknya kontolku
kememeknya. “Blep..” begitulah kira-kira antara pertemuan dua kemaluan
yang sangat cocok sekali seperti mur dan baut.
Dengan perlahan dia menggoyangkan pinggulnya ke atas dan bawah,
“Aaahhkk.. eemmhh.. enak Mas..oouugghh…” sambil kedua tanganku terus
membelai dan melumat salah satu dari buah dadanya itu. Rupanya murid
baru yang berjilbab di mata pelajaran seksku ini benar-benar pandai. dia
semakin pandai menggoyangkan pinggulnya yang indah bagaikan body gitar,
membuat kontolku terasa dipelintir-pelintir. Aku mulai tidak tahan
dengan irama permainannya yang sungguh nikmat sekali. Mulutku semakin
gencar menikmati buah dadanya yang ranum. Goyangan kami berdua semakin
cepat. Aku tahu gadis berjilbab ini akan meraih orgasmenya yang ketiga,
dan sepertinya kontolku juga akan menyemprotkan laharnya.
“Ssst.. aahk.. Mas…. aku mau pipis lagiihhh.. teruss.. Mas cium teruss.. Mass.. aahhkk..”
Sambil aku berhitung, “Satu..”
“Aaahkk..” ucapnya.
“Dua..””Uuughh Mass.. iiyaa.. Mass.. aakuu.. aakkhh..””Tii.. gaa..”
Kami bersama-sama mengeluarkan kata, “Aaahkkggk..” dan berpelukan erat
sekali seperti tak ingin menyiakannya, kontolku memuntahkan laharnya.
Naning masih terus menggoyangkan pinggulnya, sambil tubuhnya
mengejat-kejat.
nuning Saat ku genjot
Sampai akhirnya kami lemas terkulai berdua ditanah itu. Setelah beberapa
saat kulirik keadaannya. Gadis siswi sma itu terlentang. Bajunya
awut2an. Dadanya yang terbuka memperlihatkan buah dada yang penuh air
liur dan cupanganku. Jilbabnya sudah tersingkap kelehernya, basah oleh
keringat kami berdua. Roknya yang tersingkap tanpa memakai celana dalam
memperlihatkan memek yang sudah basah oleh air cintanya, spermaku dan
bercak-bercak darah keperawanannya. Terdengar isak tangis tertahannya.
Kudekati wajahnya, dan kucium dengan penuh rasa sayang. “maafin mas yah…
mas lepas kendali..” bisikku. Padahal sebenarnya memang menikmati
tubuhnyalah rencanaku. Ia mengangguk pelan. “nggak papa mas.. Naning
juga salah… naning cuman takut hamil..” katanya lagi, masih terisak-isak
kecil. “tenang sayang…mas sayang kamu… nanti mas belikan obat anti
hamil yang manjur…” bisikku ketelinganya yang masih memakai jilbab. Nikmat sekali gadis alim berjilbab ini.